SAMPIT – Akses jalan yang rusak dan berlobang serta keberadaan dermaga penyeberangan menuju desa Terantang yang memprihatinkan menjadi perhatian serius Ketua Karang Taruna Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Abdul Hafid.
“Bukan hanya jalannya, dermaga penyeberangan menuju ke Terantang ini juga seharusnya menjadi prioritas untuk diperbaiki,” kata pria yang tahun depan siap mencalonkan diri menjadi anggota DPD RI.
Menurut AHD, panggilan akrab Abdul Hafid, seharusnya pemerintah daerah melalui dinas terkait peka dengan keadaan ini. Sebab keberadaan jalan dan dermaga penyeberangan tersebut menjadi urat nadi perekonomian daerah disekitarnya.
“Jalannya rusak dan berlobang, demikian juga dermaga penyeberangannya sangat memprihatinkan. Padahal ini menjadi akses penting perekonomian, khususnya untuk desa-desa disekitarnya,” tuturnya, sàat menyambangi desa Terantang. Rabu (18/4/2018).
Selain desa Terantang, jalan dan dermaga ini juga menjadi pintu masuk keluarnya barang dan jasa menuju desa Belanti dan Kamapit.
Meski keberadaan jalan dan dermaga penyeberangan ini masih dalam wilayah kecamatan Baamang, namun akses terdekat digunakan oleh warga seberang, baik dari desa Terantang, Kamapit dan desa Batuah untuk menuju kota Sampit dan daerah lainnya.
“Keadaannya sangat membahayakan bagi pengendara roda dua maupun roda empat. Padahal jalan ini selalu ramai dilalui warga untuk beraktifitas,” tuturnya.
AHD berharap, pihak pemerintah daerah melalui instansi terkait dapat secepatnya memperbaiki jalan ini. Jika belum dianggarkan pada APBD murni, mungkin bisa dianggarkan pada anggaran perubahan nantinya.
Dirinya juga meminta anggota dewan dapat menyerap aspirasi warga dari daerah pemilihannya.
“Aspirasi warga Terantang dan desa disekitarnya seharusnya ditindaklanjuti. Selain merupakan salah satu desa tertua di Kotim yang juga harus mendapat perhatian, selama ini desa Terantang juga berkontribusi besar melahirkan pejabat-pejabat penting, bukan saja di pemerintahan dan legislatif, tapi sektor lainnya,” ungkapnya.
AHD menyebutkan, saat berbincang dengan warga setempat, banyak keluhan warga dalam mendistribusikan hasil lahan dan kebun mereka, seperti karet, rotan, padi, buah-buahan, sayuran maupun produk UMKM berupa anyaman dan Sumber Daya Alam lainnya. Salah satu akses terdekat menurut warga, lanjut AHD, adalah melalui dermaga dan jalan tersebut.
“Sebenarnya jalannya sudah beraspal dari muara jalan Tjilik Riwut, tapi hanya sampai simpang desa Tinduk. Selebihnya hingga dermaga penyeberangan rusak dan cukup memprihatinkan,” pungkasnya.
(jun/Beritasampit.co.id)